Postingan

Menampilkan postingan dari Maret 6, 2016

Meskipun Sering Dihina, Buya Hamka Mengajarkan Agama Kepada Anak Pramoedya

Gambar
Penulis Zahra Adonara - Maret 8, 2016 Buya Hamka Dan Pramoedya, dua sastrawan besar Indonesia SangPencerah.com- Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau bisa dikenal dengan Buya Hamka adalah ulama besar yang meninggalkan jejak kebaikan bagi umat dan bangsa ini. Semasa hidup, ulama kelahiran Maninjau, Sumatera Barat, 17 Februari 1908, ini dikenal sebagai sosok ulama yang santun dalam bermuamalah, namun tegas dalam akidah. “Kita sebagai ulama telah menjual diri kita kepada Allah, tidak bisa dijual lagi kepada pihak manapun,”demikian tegasnya ketika dilantik sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI). Hamka salah seorang ulama yang mendapat gelar Doktor Honouris Causa dari Universitas Al-Azhar, Mesir, karena kiprah dakwahnya dalam membina umat. Ia dikenal dengan fatwanya ketika menjabat sebagai Ketua MUI, yang mengeluarkan fatwa haram bagi umat untuk Islam mengikuti “Perayaan Natal Bersama”. Ia juga yang menolak undangan untuk bertemu Paus, pemimpin Katholik dunia, ketika datang

Kisah Persahabatan Haji Rasul dengan Kyai Ahmad Dahlan

Gambar
Dari perjumpaan dua kawan lama hingga kisah lahirnya sekolah Muhammadiyah. Saling menginspirasi satu sama lain. Oleh: Wenri Wanhar Kweekschool Moehammadijah Yogyakarta. Foto: dok. Madrasah Mu′allimin Muhammadiyah Yogyakarta. KERETA api dari Surabaya tiba di Yogyakarta. Dari sekian banyak penumpang yang turun, muncul sesosok laki-laki yang penampilannya cukup menarik perhatian. Di dadanya tersemat empat huruf Arab: ha , ain , kaaf , dan hamzah . Kyai Haji Ahmad Dahlan yang sedari tadi menanti di stasiun Tugu langsung menyongsong laki-laki tersebut. Pimpinan Muhammadiyah itu mengetahui, bahwa HAKA –potongan-potongan huruf itu– merupakan inisial tulisan Haji Abdul Karim Amrullah di majalah Al-Munir . “Tidaklah huruf-huruf itu yang jadi perhatian K.H.A Dahlan ketika dia turun tangga kereta api. Melainkan terbusnya, celana pantalon dan baju setengah tiang (baltu) hitam, kaca mata dan tongkat. Berbeda dengan pakaian kebanyakan kyai di Jawa di masa itu,” kata Kyai Raden Haji Hajid,

Muhammadiyah dan Budaya Jawa

Gambar
Diskusi bulanan yang diselenggarakan Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah dengan tema "Muhammadiyah dan Budaya Jawa", di Aula Gedung PP Muhammadiyah Yogyakarta, Jl. KH A Dahlan 103 Yogyakarta 55262, Sabtu, 05 Maret 2016, pukul 12.30-15.00 WIB. Pembicara: Prof. Mark Woodward (Arizona State University), Dr. Ahmad Najib Burhani (Peneliti LIPI dan penulis buku), dan Prof. Hyun-jun Kim (Kangwon University, Korea Selatan).

Visitor

Online

Related Post