Postingan

Menampilkan postingan dari Februari 26, 2017

Justice for Khojaly

Gambar
Speaker at Bedah Film ( Endless Corridor ) Justice for Khojaly dan Diskusi Kebudayaan  Peace Culture and Harmony,  Aula Gedung Ahmad Dahlan PP Muhammadiyah, Saturday, 4 March 2017. Organized by DPP IMM, Azerbaijan Embassy, and OIC Youth Indonesia.

Muhammadiyah Garis Lucu, Mungkinkah?

Muhammadiyah Garis Lucu, Mungkinkah? Kenapa anak-anak muda Muhammadiyah zaman ini jarang ada yang lucu?  Iqbal Aji Daryono Posted on 27 February 2017 Saya seorang “Muhammadiyah kultural”. Saya tahu, istilah itu terdengar agak gimanaaa gitu. Mungkin malah bermasalah secara epistemologis. NU kultural jelas eksis dan sering disebut. Tapi, Muhammadiyah kultural memunculkan aroma contradictio in terminis. Muhammadiyah kok kultural? Muhammadiyah lahir untuk melawan kultur-kultur yang dianggap tidak sesuai ajaran Islam, hingga muncullah jargon kondang anti-TBC: tahayul, bid’ah, dan churafat. “Muhammadiyah” dan “kultur” rasanya jadi dua hal yang bisa saja sih dijejerkan, tapi nggak bakal rukun-rukun amat. Ah, lupakan soal tak penting itu. Yang saya maksud dengan Muhammadiyah kultural ya tak lebih dari orang yang lahir dari keluarga Muhammadiyah, tidak pernah aktif dalam kepengurusan Muhammadiyah, tidak pernah juga belajar di sekolah Muhammadiyah, namun tetap merasa diri sebagai warga Muhammadi

Visitor

Online

Related Post