Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus 9, 2015

Muktamar Menunjukkan Muhammadiyah Berkemajuan dan Bukan Wahabi

Gambar
Najib Burhani: Muktamar Menunjukkan Muhammadiyah Berkemajuan dan Bukan Wahabi Posted by: Madina in Dunia Islam, Khazanah 15 hours ago 155 Views Dibanding muktamar Nahdlatul Ulama (NU) yang penuh hiruk pikuk, muktamar Muhammadiyah tampak berjalan lancar dan tenteram. Semua agenda muktamar diselesaikan dengan baik. Proses pemilihan ketua umum juga berlangsung tanpa gejolak. Untuk lebih jauh mengetahui bagaimana berlangsungnya muktamar Muhammadiyah dan hasil-hasil dari muktamar tersebut, redaktur Madina Online Warsa Tarsono berkesempatan mewawancarai Najib Burhani, tokoh muda Muhammadiyah yang terlibat dalam persiapan maupun pelaksanaan muktamar tersebut. Berikut adalah petikan wawancara dengan Najib: Dibandingkan NU, muktamar Muhammadiyah berjalan lebih lancar, apa perbedaannya? Saya kira di NU pemilihan pimpinan itu adalah hal yang utama. Tentu saja mereka juga melakukan pembahasan program dan lain sebagainya tapi itu nomor sekian setelah pemilihan ketua umum. Dan semua proses itu adany

Muhammadiyah must better use power of masses

Kim Hyung-jun, Makassar | Opinion | Thu, August 13 2015, 6:12 AM There were hardly any surprises at Muhammadiyah’s 47th congress in Makassar. The congress went smoothly and some 2,500 delegates enjoyed a well-organized, insightful and delightful reunion of members without any sign of internal intrigues, conflicts and confrontations. Election of the central board members demonstrated that Indonesia’s second-largest Islamic organization has maintained its century-long tradition of democracy. Branch representatives voted for 13 central board members from 39 candidates, who had been selected from 82. This way of electing a package of leaders prevents emergence of an authoritative figure and concentration of power in a few hands. The congress also approved several programs for the next period of 2015-2000 including a novel one entitled “community-based enlightening mission model”. The program asserts Muhammadiyah’s intention to embrace those who have been placed outside of its concern, such

Din Syamsuddin’s legacy: A more pluralist Muhammadiyah

Alpha Amirrachman, Jakarta | Opinion | Tue, August 04 2015, 6:41 AM When KH Ahmad Dahlan established Muhammadiyah in 1912, the Islamic organization had three main ambitions: to feed, school and heal its followers. It is because of this that Muhammadiyah now operates 7,227 kindergartens and elementary schools, 2,915 junior and senior secondary schools, 67 boarding schools, 172 higher education institutions, 457 hospitals, 454 orphanages and nursing homes. This spirit of community service continues until now and has become one of Muhammadiyah’s main characteristics. Every new leader of Muhammadiyah also has a special leadership style. AR Fachruddin is known for his introduction of Muhammadiyah ethics, tasawuf, or the development of an ascetic tradition. Amien Rais (1995-1998) is known to have introduced social tauhid (social awareness) and the engagement in national scale politics. Ahmad Syafi’i Maarif (1998-2005) introduced cultural dakwah, or religious propagation embracing local cultu

Syiah: Islam atau Bukan?

Gambar
Arsitektur Arabesque di Masjid Vakil, Shiraz, Iran.  Ulil Abshar-Abdalla 51 mins ago 268 Views Salah satu rekomendasi penting dari Muktamar Muhammadiyah Ke-47 di Makassar pada 1-7 Agustus kemaren adalah himbauan agar umat Islam menempuh corak keberagamaan yang moderat, menghindari  takfir (gemar mengkafirkan sesama Muslim) dan membangun dialog Sunni-Syiah. Ini adalah undangan sangat penting yang perlu mendapatkan apresiasi. Bravo kepada Muhammadiyah yang berani memulai tradisi moderatisme selangkah lebih maju. Buat saya, istilah “Islam moderat” belum mengatakan apa-apa jika tidak diberikan isi yang progresif dan maju. Moderat saja bisa berarti suatu konservatisme. Moderatisme yang progresif, seperti ditunjukkan oleh Muhammadiyah ini, perlu kita dorong. Himbauan ini merupakan “theo-political breakthrough” yang sangat berani. Andai saja ini dinyatakan lewat Facebook, tentu saja layak memperoleh berjuta-juta “like” beserta ikon jempol! Yang menarik, undangan ini menyeruak di tengah-tengah

Visitor

Online

Related Post