Tulang Punggung Prof. Syafi'i Ma'arif
Kolumnis: Zen RS 14 November, 2016 Setelah beradu argumen soal komunisme di sesi perkuliahan, saya mensejajari langkah Prof. Syafi'i Ma'arif yang sedang berjalan menuju ruangan dosen. "Saya mau ke tempatnya Nursam. Mau nagih royalti buku," katanya dengan langkah bergegas. Nursam adalah pemilik Penerbit Ombak, penerbit di Yogyakarta yang getol menerbitkan buku-buku sejarah. Memoar yang ditulis sendiri oleh Prof. Syafi'i, yang ia beri judul Titik-Titik Kisar di Perjalananku , diterbitkan oleh Ombak. Judul itu dipilih karena, sepengakuannya di depan kelas, terinspirasi dari judul memoar Ali Sastroamidjojo, Tonggak-Tonggak di Perjalananku . "Saya tak pernah mau menerima tawaran menjadi komisaris BUMN. Tapi royalti buku itu lain. Walau hanya sejuta dua juta harus ditagih. Itu kebahagiaan terbesar seorang penulis," tambahnya dengan nada yang begitu yakin. Saya mencoba sedikit berbasa-basi dengan menawarkan diri membawa segepok makalah mahasiswa, di dalam...