Buya Syafii Maarif dan Pak Amin Rais
BUYA SYAFII MAARIF DAN PAK AMIN RAIS
Oleh: Erik Tauvani Somae
Baru saja (Selasa, 5 Desember 2017, jam 08.47), melalui WhatsApp, Buya mengirim gambar ini, gambar dirinya duduk bersebelahan dengan sahabat karibnya, Pak Amin Rais. Raut wajah keduanya tampak ceria. Pak Amin tersenyum tulus dan Buya tampak riang dengan agak menahan tawa. Kedua-duanya adalah sahabat seperjuangan sejak lama. Sama-sama berjuang menimba ilmu di negeri orang. Sama-sama berjuang di Persyarikatan Muhammadiyah. Sama-sama berjuang untuk keindonesiaan. Meskipun berbeda gaya dan cara, kedua-duanya adalah Guru Bangsa.
Sesaat setelah pesan gambar ini masuk, saya kirim balasan ke Buya: “Foto kapan ini, Buya?” Kemudian Buya menjawab: “Tadi pagi secara kebetulan jumpa di Adi Sucipto”. “Buya hendak ke mana?” tanyaku lagi. “Ke Betawi,” jawab Buya.
Saat ini, di tengah keganasan politik dalam negeri yang bergemuruh tanpa henti di media sosial, siang dan malam, siapapun bisa menjadi mangsa hanya karena beda pendapat. Tidak terkecuali kedua tokoh ini. Bagi sebagian kalangan yang telah merdeka sejak dalam pikiran, meskipun berbeda, kedua tokoh ini tetap dipandang sebagai sosok yang telah berjasa dan dengan tulus berjuang untuk Indonesia. Contohnya adalah Pak Mahfud MD. Dalam akun tweeternya yang diposting pada 3 Desember 2017 pukul 09.13, Pak Mahfud berkata: “Ada yang mencela Amien Rais. Ada yang menghardik Buya Syafii Maarif. Sy sungguh hormat kpd Pak Amien dan Buya Syafii krn sampai sepuh seperti itu masih berjuang dgn tulus utk Indonesia yg kita cintai. Semoga Allah merahmati kedua beliau. Soal perbedaan jalur juang, tdk apa2. Itu hak.”
Dalam Memoar Anak Kampung yang ditulis oleh Buya Syafii, di sana tampak jelas betapa Buya selalu mengenang persahabatan keduanya yang amat manis. Bahkan, Buya tidak pernah melupakan kiprahnya di Persyarikatan yang bermula atas jasa Pak Amin Rais. Ketika kediaman Pak Amin beberapa waktu yang lalu mendapatkan teror dari orang tak dikenal, Buya saat itu langsung menuju rumah Pak Amin untuk memastikan semua baik-baik saja.
Meskipun saat ini kerap berbeda pandangan, keduanya tidak pernah saling hantam di depan media. Tidak saling menjelek-jelekkan. Anak Bangsa patut belajar pada kedua tokoh ini. Belajar tentang perbedaan pendapat, belajar tentang saling menghormati, belajar tentang kerukunan, persatuan, dan tentang persahabatan.
Semoga Allah Swt selalu merahmati mereka berdua.
Komentar
Posting Komentar